CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Jumat, 23 Oktober 2009

aku cinta dia

Aku Cinta Dia
Hari itu adalah hari yang terindah di bulan Agustus. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 15.00 WIB. Tidak seperti hari-hari sebelumnya, hari itu aku membeli lauk pauk.. Tempat yang kutuju memang lumayan jauh dari rumahku. ku kayuh pelan-pelan sepeda yang kukendarai , sampailah aku melewati sebuah gang yang hanya terdiri tak lebih dari sepuluh rumah dan terdapat sebuah lapangan sepak bola. Dan kulihat banyak orang yang nongkrong di sebuah pos kamling yang berada di ujung gang kecil tersebut. Salah satu dari sekian orang yang nongkrong di situ ada seorang cowok yang menarik perhatianku. Dia selalu tersenyum dan memiliki bulu mata yang menurutku indah dan lentik.
“Tuhan. Di mana rumahnya, siapakah namanya?.“ gumamku.
Dia menatapku, dengan cepat aku melengos supaya dia tidak tahu kalau sejak tadi aku memperhatikannya.
Aku pun bergegas untuk membeli lauk pauk untuk makan malam. Beberapa saat kemudian, aku pun kembali melewati jalan tersebut dengan harapan bisa melihatnya lagi. Di depan sebuah lapangan sepak bola terdapat sebuah warnet.
“Bagaimana kalu aku ngenet dulu, sudah lama aku tidak ngecek web blogku ??!!” gumamku.
Kuparkirkan sepedaku di tempat parkir warnet. Setelah itu, aku memasuki ruang komputer kosong tepatnya di KBU no.8. Tiba-tiba terdengar olehku seorang cowok memanggilku dari ruang komputer sebelah yang hanya dibatasi oleh tripleks.
“Kamu penggemar berat Ungu, ya??!!!.” ucapnya sambil melirik window yang ku buka.
“Aku bukan penggemar berat Ungu.” Ucapku seraya memandangnya.
“ Oh My God, dia kan cowok yang tadi, dia ramah juga, Tuhan terima kasih!?.” gumamku.
“ Oh… ya, Namaku Alexander Firmanta AL-Huda, panggil saja Firman biar tambah akrab.”ucap Firman seraya menjabat tanganku dan tersenyum simpul.
“Aku Nafiezza Hana Nasution panggil saja Hana. Senang berkenalan denganmu.”
Beberapa waktu kemudian, kulihat waktu menunjukkan pukul 06.40 WIB. Di tengah perjalanan ke sekolah, aku tidak sengaja berpapasan dengan Firman di gang dekat lapangan.
“Nyah, cepetan berangkat sekolah, bukankah sekolahmu jauh!!?”
“Ya, kamu duluan saja, aku masih nungguin teman nih!.”
Beberapa saat kemudian, kami sampai, kebetulan hari ini, jam pertama selalu diisi oleh guru termuda di SMP TARUNA BAKTI – sekolahku tercinta, Pak David. Guru bahasa jepang yang TOP banget.
Tiba-tiba, sesosok pria muda berusia 20-an memasuki ruang kelasku. Sebelum pria muda itu masuk, suasana kelasku agak rame, banyak hiruk pikuk yang terjadi. Seketika itu juga, seluruh siswa-siswi terdiam. Tak pernah kulihat mereka bisa setampan itu. Mungkin mereka penasaran dengan pria muda flamboyan mirip Russel Miracle – kandidat The Master Season 4.
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…!” sapanya ramah.
“Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh !” sahut seluruh anggota kelas. Murid-murid cewek kelihatan terpana, sedangkan murid-murid cowok kelihatan sirik. Mungkin karena jarang ada guru setampan itu memasuki kelasku.
“ Ada pepatah mengatakan tak kenal makanya tak sayang. Maka dari itu perkenalkan nama saya Nataka Rahman Al Faqih, saya pengganti Pak David, untuk sementara waktu karena belia study banding di luar kota” ucapnya ramah sambil tersenyum.
“Kak, rumahnya mana?.” tanya Nayla dengan antusias sambil sedikit cengengesan.
“Rumah saja di Mangunsari, belakangnya Liur Fm.”
“Masih kuliah atau udah kerja di SMP ini?” tambah Nayla.
“Saya masih kuliah di Unibraw jurusan sastra Jepang semester 4.”ucapnya ramah.
“Ayo ….adik-adik keluarkan buku catatan kalian, perkenalannya sudah, kalau waktu seirus ya serius. Jika waktu santai ya santai. Sekarang materi yang Pak David berikan minggu lalu apa?” ucapnya serius.
“Materinya masih sampai ucapan perkenalan dan terima kasih.” ucap Irliana yang berada di depannya meja guru dilihat dari barisan bangkuku dia paling depan.
“Kalau begitu saya akan ulang kembali materi kemarin?!”
“Hana, apa bahasa jepangnya terima kasih!.
“arigato gozaimas.”
“Bagus…!.” ucapnya seraya bertepuk tangan
Pulang sekolah, hari lumayan panas karena hari itu matahari telah meninggi sekitaran jam 11.00 WIB. Aku dan Rahma – temanku, pulang sekolah. Kami melewati kompleks RS Gita Husada. Kami berhenti di depan sebuah wartel di sekitar rumah sakit, untuk menunggu Firman pulang, karena Rahma penasaran sekali dengan cowok yang sangat aku bangga-banggakan. Kebetulan, di depat wartel itu ada rumah besar, yang memelihara lutung jawa yang senantiasa berteriak-teriak bila ada orang. Otomatis, kami mendapat hiburan gratis.
“Han, bagaimana kalau kita lihat lutung itu sambil nunggu Firman ?? luamyan tontonan gratis.”
“Okey.”
Kira-kira 15 menit kami menunggu, tiba-tiba dari kejauhan aku melihatnya dengan selalu tersenyum dan tertawa berbicara dengan seorang temannya.
“Itu tuh, itu! Yang pake jaket abu-abu & hitam!” seruku sambil menunjuk Firman yang tengah mengayuh sepeda. Aku pun langsung berbalik dan buru-buru pergi.
“OK!” seruh Rahma. Dia tampak mengamati Firman yang kelihatan cuek aja. Rahma juka tak begitu peduli. Rahma lalu memalingkan muka, dan melaju pergi.
Selang beberapa saat kemudian, aku mengetahui Firman dari belakang tergesa-gesa melewatiku. Aku heran,”kenapa dia jadi seperti itu !!?.”gumamku
“Fir, dari mana?.”
“Kamu enggak perlu tahu!.”
“Itu yang kamu bawa? Kok pakai disembunyikan segala?”
“Udah enggak penting!”
Dengan kegesitan dan kecepatanku, kurebut kotak yang dibawa Firman. Tiba-tiba aku terkejut melihat bungkusan yang berisi 2 buah replika bintang dan sebuah lukisan manga.
“Jangan marah!” Mungkin ini tiba-tiba, tapi benar aku suka sama kamu dari awal kita ketemu.”
Aku hanya diam tanpa kata.
“Han, maukah kamu jadi pacarku? Jika kamu mau terima aku, kamu ambil kedua barang ini dan jika kamu tolak ini ada korek api kamu bakar kotak ini beserta isinya.”
“Aku mau….., tapi kamu janji jangan pernah membuatku marah.”
“Beneran, iya aku janji tidak akan membuatmu marah dan jengkel.”
“Aku mau semua hal, yang ada di kotak itu.”
“Thanks ya, Han!.”
“Han, aku punya puisi indah buat kamu, dengerin ya…”

Ada suruhan
Entah nafsu atau hari nurani
Di lembah penantian
Permintaan pulang
Mengembalikan buntulan cinta
Bila telah habis
Izinkan Aku memungut buih
Membelai bayang
Menikmati senyummu sekarang…!
Bukan tangis dan air mata
Katakanlah padaku
Kau nomor satu
Kau yang terbaik
Dan hanya kesetiaan yang akan kuperjuangkan

0 komentar: